Kasus hepatitis
B saat hamil menyebabkan semakin meningkatnya bayi baru lahir yang terinfeksi
HBV. Untuk menanganinya, dilakukan upaya medis yang berguna menekan risiko
hepatitis B pada bayi yang baru lahir tersebut. Setelah selama kehamilan ibunya
mendapatkan penanganan, kini bayi yang baru saja lahir harus mendapatkan
berbagai penanganan medis ini sesegera mungkin.

1. Pemberian Vaksin
Hepatitis B
Ibu hamil yang terinfeksi virus
hepatitis B atau yang lebih dikenal dengan sebutan HBV, secara otomatis
menularkan virus tersebut pada janin yang dikandungnya. Risiko ibu hamil
penderita hepatitis B lebih rentan karena menyangkut nyawa ibu dan janin.
Setelah ibunya mendapatkan penanganan sampai melahirkan, bayi yang dilahirkan
harus diberi vaksin hepatitis B.
Langkah medis secara khusus ini
memang sesuai dengan penanganan medis agar bayi segera sembuh. Vaksin hepatitis
B melalui suntikan ini harus segera diberikan paling tidak dalam kurun waktu
bayi berusia 12 jam. Jika lebih cepat, maka lebih baik, tentu dengan
mempertimbangkan kestabilan kesehatan bayi.
Tujuannya agar virus hepatitis B
yang masih bersarang bisa segera dilemahkan dan bayi bisa tumbuh normal. Hal
itu juga terkait dengan risiko hepatitis B yang sangat besar pada bayi. Lebih
dari itu, vaksin hepatitis B ini mampu melindunginya dari HBV ke depannya
setelah tumbuh dewasa.
2. Pemberian Vaksin
Immunoglobulin
Selain pemberian vaksin hepatitis B
tersebut, terdapat pemberian vaksin immunoglobulin yang sangat dibutuhkan bayi
dalam meningkatkan kekebalan tubuhnya dari HBV yang menginfeksinya sejak lahir.
Vaksin berupa antibodi ini juga diberikan melalui suntikan. Berdasarkan aturan
medis, vaksin hepatitis B dan vaksin antibodi ini diberikan dalam waktu 12 jam
setelah bayi lahir.
3. Pemantauan Kesehatan
Secara Berkala
Hepatitis
B saat hamil
sangat berisiko bagi bayi yang dilahirkan. Meski demikian, terdapat penanganan medis
secara khusus untuk mengantisipasi kondisi tersebut. Penularan virus hepatitis
B dari ibu ke bayi secara otomatis dapat ditangani dengan pemantauan kesehatan
bayi secara berkala dari lahir sampai kondisinya stabil setelah pemberian
vaksin hepatitis B dan antibodi.
Tindakan pemantauan ini harus
dilakukan dengan baik dan benar. Jika berada dalam kondisi ini, maka rajinlah
untuk memeriksakan perkembangan kondisi bayi secara berkala agar dapat segera
sembuh. Tumbuh kembangnya juga akan optimal sesuai usianya.
4. Pemberian Vaksin
Hepatitis B Berulang
Setelah
vaksinasi hepatitis B dan antibodi pada bayi setelah lahir, terdapat
pengulangan vaksinasi hepatitis B. Vaksinasi hepatitis B yang berulang ini
sudah sesuai aturan medis, sebagaimana yang diterapkan pada imunisasi setiap
bayi. Pemberian dosis tambahan ini dilakukan saat bayi berusia 1 bulan dan 6
bulan, sebagai penyempurnaan proteksi bayi dari penyakit hepatitis B.
Rangkaian penanganan medis di atas
sangat diperlukan bagi bayi yang baru lahir agar dampak hepatitis B tidak
semakin berisiko. Bagaimanapun juga, ibu harus memahami kondisi bayi dan
mengizinkan tim dokter untuk melakukan intervensi medis. Langkah khusus ini
dapat menyembuhkan bayi, mengingat risiko hepatitis
B saat hamil pada bayi sangat besar.